PROTISTA
Pada bab ini Anda akan mempelajari tentang kingdom
Protista. Dengan mempelajari materi ini, diharapkan Anda mengetahui
seluk beluk dunia Protista, dan dapat mendeskripsikan ciri-ciri mikroba
tersebut dan mengetahui peranannya di dalam kehidupan manusia.
Penggolongan Protista
Penggolongan Protista
Banyak golongan Protista yang
mempunyai kemiripan ciri-ciri dan sifat seperti hewan, tumbuhan, atau
jamur, maka beberapa ahli membagi Protista menjadi tiga golongan, yaitu
Protista mirip hewan, Protista mirip tumbuhan, dan Protista mirip jamur.
A. Protista Mirip Hewan/Protozoa
Protista mirip hewan adalah golongan Protozoa.
Protozoa merupakan salah satu bagian kelompok dari Protista, apa
sebabnya? Mereka memiliki ciri-ciri yang sama dengan Protista, yaitu
tubuhnya terdiri atas satu sel
dan eukariotik. Untuk itulah semua aktivitasnya dilakukan oleh sel itu
sendiri seperti bergerak, bereproduksi, dan lain-lain.
Tubuh
Protozoa umumnya tidak mempunyai dinding sel yang kuat dan di dalamnya
terdapat nukleus, vakuola, mitokondria, dan ribosom. Ukuran tubuhnya
berkisar antara 5-100 milimikron, jadi sangat mikroskopis. Hidupnya ada
yang berkoloni dengan membentuk kumpulan sel dan ada pula yang
berperilaku sebagai parasit pada organisme lain. Lebih dari 64.000
species Protozoa telah dikenal, diperkirakan 32.000 berupa fosil dan
22.000 merupakan bentuk-bentuk yang bebas, 10.000 adalah sebagai
parasit. Hidupnya sebagian berkoloni atau hidup soliter, sebagian dapat
bergerak bebas dan dapat pula menempel (sessil).
Di
manakah kita dapat menemukan Protozoa? Protozoa mempunyai tempat hidup
di mana-mana, yaitu di perairan, misalnya di kolam, air laut, air tawar,
tetapi ada juga yang hidup sebagai parasit pada hewan atau tumbuhan,
bahkan manusia. Di tanah pun mereka bisa hidup, untuk itulah hewan
tersebut dimasukkan kelompok kosmopolit, artinya
dapat ditemukan di berbagai tempat. Karena hidupnya ada yang berada di
perairan, maka mereka mempunyai peranan penting dalam rantai makanan
untuk komunitas lingkungan akuatik. Masih ingatkah Anda mengenai rantai
makanan (food chain)? Peranan Protozoa sebagai zooplankton (organisme
seperti hewan) adalah Protozoa yang hidup dari fitoplankton (organisme
seperti tumbuhan) yang fotosintetik dan zooplankton sebagai makanan bagi
hewan-hewan yang lebih besar. Karena peristiwa tersebut sehingga dapat
digambarkan sebagai berikut:
Energi cahaya>>> Fitoplankton>>> Zooplankton>>> hewan (ikan) yang lebih besar
Begitu
juga Protozoa yang hidup di lingkungan daratan yang basah atau akuatik,
mereka sebagai pemakan bakteri atau cendawan atau disebut Protozoa
saprofitik dengan memanfaatkan substansi yang dihasilkan oleh bakteri
atau cendawan.
Oleh sebab itu, dapat dikatakan Protozoa berperan sangat penting di dalam
keseimbangan ekologis dan dapat digambarkan sebagai berikut.
Tubuh mati produsen Dekomposisi Ditelan oleh
dan konsumen serta oleh bakteri Protozoa
produk ekskresinya, atau cendawan
termasuk tinja
1) Ciri Morfologi
Bentuk
Protozoa sangat beragam, ada yang berbentuk lonjong, menyerupai bola,
memanjang, dan polimorfik (memiliki berbagai bentuk morfologi), ukuran
tubuhnya berdiameter 1 milimikron. Bagaimana dengan hasil pengamatan
Anda? Sel Protozoa terbungkus membran sitoplasma dan setiap selnya mempunyai satu atau beberapa nukleus.
Pada umumnya Protozoa dapat membentuk sista atau
seludang yang dibuat secara vegetatif/trofozoit sehingga dapat
melindungi dirinya terhadap bahaya dari alam sekitarnya, misalnya
kekeringan dan kehabisan makanan atau keasaman perut di dalam inangnya.
Untuk mempertahankan jenisnya, Protozoa berkembang biak dengan cara
aseksual/vegetatif dan seksual/generatif.
2) Ciri Fisiologi
Pada
suhu berapa Protozoa dapat hidup? Pada umumnya Protozoa membutuhkan
suhu optimum untuk tumbuh antara 16-25°C, dengan suhu maksimumnya antara
36-40°C. Adapun pH (derajat keasaman optimum) untuk proses
metabolismenya adalah antara pH 6-8.
3) Jenis-Jenis Protozoa
a) Flagellata (Filum Mastigophora)
Apabila kita melihat dari namanya, maka Flagellata ini
bergerak denganbantuan satu atau lebih flagela. Bentuk flagela seperti
cambuk. Letaknya berada pada ujung anterior tubuhnya. Selain berfungsi
sebagai alat gerak, flagela juga dapat digunakan untuk mengetahui
keadaan lingkungannya. Tampak pula
membran yang berombak-ombak dan kelihatan menonjol, sehinggaflagela dan
membran ini berguna untuk gerak aktif dan atau mengumpulkan makanan
dengan cara menghasilkan aliran air di sekitar mulut sehingga makanan
dapat memasuki mulut. Sitoplasma Flagellata dikitari oleh polikel atau
pembungkus yang nyata sehingga memberikan bentuk tubuhnya.
Dilihat dari bentuknya, Flagellata dikelompokkan menjadi dua, yaitu berbentuk seperti tumbuhan, dinamakan fitoflagelata yang mengandung klorofil dan bersifat fotosintetik, contohnya Euglena. Adapun yang berbentuk seperti hewan disebut zooflagelata, tidak mempunyai klorofil dan bersifat heterotrof, contohnya, Trypanosoma.
b) Rhizopoda (Filum Sarcodina)
Amoeba merupakan salah satu anggota Rhizopoda yang terkenal. Golongan Rhizopoda ini bergerak dengan menggunakan kaki semu (pseudopodia).
Kaki semu ini sebenarnya merupakan perluasan protoplasma sehingga dapat
bergerak di suatu permukaan dan menelan partikel-partikel makanan
kemudian masuk dalam vakuola yang akan dicerna dalam vakuola
tersebut. Bentuk Amoeba senantiasa
berubah-ubah, hidupnya bebas, terdapat di tanah becek atau di perairan
yang banyak mengandung bahan organik, tetapi ada juga yang hidup sebagai
parasit yang sering dikenal dengan sebutan Entamoeba.
Jika makanannya habis, Amoeba dapat
mempertahankan hidupnya dengan membentuk kista, yaitu dengan tubuhnya
yang inaktif berubah berbentuk bulat, sehingga membran plasmanya menebal
untuk melindungi tubuhnya dari kondisi luar yang jelek. Jika keadaan
luar sudah memungkinkan, misalnya tersedia makanannya, maka dinding
kista tersebut akan pecah dan keluarlah Amoeba tersebut untuk memulai hidupnya kembali.
c) Ciliata (Filum Ciliophora)
Ciri
khusus apa yang terdapat di dalam kelompok Ciliata? Jika kita amati,
ciri yang ada adalah terdapatnya rambut getar atau disebut “silia”
yang terdapat pada seluruh permukaan tubuhnya, tetapi ada juga yang
hanya terdapat pada sebagian tubuhnya. Apa fungsi dari silia ini? Silia
berfungsi untuk bergerak, silia yang terdapat di sekitar rongga-rongga
mulut dapat menimbulkan efek pusaran air yang dapat membantu untuk
mengumpulkan makanan. Sesuai dengan organ tubuhnya, Ciliata hidup di
tempat yang berair seperti sawah, rawa, atau tanah yang becek. Ciliata
mempunyai sel yang memiliki dua nukleus, yaitu makronukleus dan mikronukleus.
Masing masing nucleus ini mempunyai tugas sendiri-sendiri, makronukleus
mengatur struktur dan metabolisme sel dan mikronukleus bertugas untuk
mengatur aktivitas reproduksi. Contoh yang terkenal dari Ciliata adalah species Paramecium.
d) Sporozoa (Filum Sporozoa)
Sporozoa merupakan
satu-satunya anggota Protozoa yang tidak memiliki alat gerak dan
bergerak dengan cara meluncurkan tubuhnya dalam medium tempat hidupnya.
Sesuai dengan namanya, dia mempunyai ciri khas, yaitu membentuk spora.
Sporozoa hidup sebagai parasit. Cara mendapatkan makanannya dengan
menyerap nutrisi inangnya, misalnya Plasmodium yang merupakan anggota Sporozoa paling terkenal. Pada tubuh manusia, Plasmodium menyebabkan penyakit malaria. Penularannya terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Setelah digigit, Plasmodium langsung menyebar di dalam darah dan berkembang biak di dalam hati dan akan menginfeksinya sehingga menyebabkan kematian.
Ada empat jenis species Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria. Masing-masing jenis Plasmodium menimbulkan gejala-gejala tersendiri pada tubuh penderitanya.
(a) Plasmodium vivax, merupakan penyebab malaria tersiana yang bersifat tidak ganas,
gejalanya adalah suhu badan panas dingin berganti-ganti setiap 2 hari sekali (48 jam).
(b) Plasmodium ovale, merupakan penyebab malaria tersiana yang ganas, gejalanya sama dengan pada malaria tersiana.
(c) Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana yang bersifat tak ganas, gejalanya suhu badan panas dingin setiap 3 hari sekali (72 jam).
(d) Plasmodium falciparum, penyebab malaria kuartana yang bersifat ganas, gejalanya suhu badan panas dingin tak beraturan.
B. Protista Mirip Tumbuhan
Beberapa
ahli berpendapat bahwa Protista mirip tumbuhan adalah alga (ganggang)
yang mikroskopis, adapun alga yang makroskopis termasuk Plantae. Yang
termasuk alga mikroskopis adalah Filum Euglenophyta, Pyrrophyta, dan Chryssophyta.
Alga mikroskopis memiliki ciri-ciri khusus, yaitu dapat berfotosintesis
sama seperti tumbuhan, tersebar luas di alam, dan dijumpai hampir di
segala macam lingkungan yang terkena sinar matahari. Alga renik yang
terapung-apung di perairan ini merupakan bagian fitoplankton yang
berguna sebagai sumber makanan penting bagi organisme-organisme lain,
sama seperti fungsi Protozoa yang sudah Anda pelajari di depan.
Alga
sangat berperan atau dikatakan sebagai dasar permulaan dalam rantai
makanan karena kegiatan fotosintesisnya sehingga dinamakan sebagai
‘produsen primer’ bahan organik. Di dalam kegiatan fotosintesisnya, alga
menghasilkan oksigen. Gas ini sangat penting untuk binatang maupun
organisme lain dalam aktivitas respirasi aerobik. Selain itu, juga
sangat penting dalam pengendalian polusi dan bahan buangan. Banyak alga
yang mensintesis vitamin A dan D. Dengan dimakan ikan, maka
vitamin-vitamin itu disimpan di dalam organ (misalnya hati) dan di
tempat inilah dapat diekstraksi atau digunakan secara langsung sebagai
sumber makanan yang kaya akan vitamin sehingga baik dikonsumsi manusia.
1) Ciri dan Morfologi
Setiap
sel alga mempunyai inti dan plastida, dalam plastida terdapat zat-zat
warna derivat klorofil dengan warna-warna yang lain berupa fikosianin (warna biru), fukosantin (warna pirang), fikoeritrin (warna merah). Selain itu, ditemukan pula zat-zat warna xantofil dan karotin sehingga
alga mampu berfotosintesis. Alga tidak mempunyai akar, batang, dan daun
sejati yang disebut sebagai ‘tubuh yang bertalus’. Alga yang bergerak
dilengkapi dengan alat flagela. Ada yang tunggal, berpasangan, atau
bergerombol.
2) Jenis-Jenis Filum Protista yang Mirip Tumbuhan
Protista ini mempunyai beberapa filum seperti berikut ini.
a) Filum Euglenophyt
Euglena merupakan anggota yang khas dari kelompok ini, jumlahnya
sekitar 400 species. Perhatikan bentuk selnya! Sel Euglena berbentuk
oval memanjang, tidak kaku, tidak mempunyai dinding sel yang berisikan
selulose, dan membran luarnya lentur. Dengan demikian, dia dapat berubah
bentuk dengan mudah.
Pada
bagian salah satu ujungnya terdapat mulut sel dan dari mulut sel itu
tumbuh satu flagela panjang yang digunakan untuk bergerak. Tampak juga
bintik mata berwarna merah yang dinamakan stigma, berfungsi untuk membedakan terang dan gelap. Euglena juga
mempunyai kerongkongan anterior, meskipun tidak digunakan untuk menelan
makanan yang berbentuk partikel. Di dalam sel terdapat juga vakuola
kontraktil fungsinya sama dengan Protozoa, cobalah Anda ingat kembali!
b) Filum Pyrrophyta
Pyrrophyta disebut
sebagai Dinoflagelata yang sering dikenal sebagai ganggang api. Mengapa
disebut sebagai ganggang api? Dia mampu memancarkan cahaya yang
berwarna merah menyala seperti api, terutama pada saat malam hari di air
laut. Hampir seluruh Dinoflagelata uniseluler, yaitu tersusun atas satu
sel dan bergerak aktif, yaitu memiliki satu flagel, mempunyai dinding
sel nyata yang terdiri atas lempenganlempengan yang mengandung selulose,
tetapi ada beberapa yang tidak berdinding sel, misalnya Gymnodinium.
c) Filum Chrysophyta
Chrysophyta sering dinamakan alga pirang atau alga keemasan karena mendapatkan warna dari karatinoid cokelat kuning yang disebut fukosantin
dan juga memiliki klorofil a dan b; memiliki sel yang bersifat
uniseluler dan banyak yang berflagel. Terdiri atas 5300 species, 5000
buah yang merupakan Diatom. Jadi, sebagian besar kelompok ini adalah Diatom.
C. Protista Mirip Jamur
Jamur
golongan ini mempunyai struktur tubuh dan cara bereproduksi yang
berbeda dari kelompok jamur pada umumnya. Gerakan dan reproduksinya
mirip dengan Amoeba sehingga dimasukkan dalam anggota Protista. Termasuk anggota ini adalah filum Oomycota dan Myxomycota.
Sebelum Anda mempelajari ciri-ciri dari kedua filum tersebut, sebaiknya
terlebih dahulu Anda melihat bentuk nyata dari jamur itu.
1) Filum Oomycota/Jamur Air
Jamur ini hidup di tempat yang lembap atau air, oleh sebab itulah disebut sebagai “jamur air”.
Terlihat
bahwa benang-benang hifanya tidak bersekat melintang dan dijumpai inti
dalam jumlah yang banyak. Dinding selnya terdiri atas
selulose.
Ciri khas dari jamur ini adalah menghasilkan sel berflagela yang
berguna untuk berenang di dalam air, sedangkan pada jamur yang lain
tidak pernah menghasilkan flagela. Oleh karena itulah filum ini
dimasukkan dalam Protista.
Apa peranan jamur ini? Organisme-organisme ini mempunyai sifat ekonomis yang tidak begitu penting. Misalnya, Saprolegnia hidup
sebagai saprofit pada bangkai-bangkai hewan di air seperti yang Anda
lakukan pada Kegiatan Kelompok di atas. Dengan demikian, di dalam air
tidak dipenuhi bangkai makhluk hidup dan sampah. Phytophthora (jamur karat putih) sebagai parasit, misalnya P. nicotinae parasit pada tembakau, P. palmifera pada kelapa, P. infestans pada kentang
2) Filum Myxomycota/Jamur Lendir
Anggota
kelompok ini dikenal sebagai jamur lendir karena mempunyai masa
berlendir yang menyebar dalam daur hidupnya yang disebut dengan
plasmodium’. Plasmodium ini mempunyai banyak nukleus. Apa yang dimaksud
dengan ‘plasmodium’? Pengertian ‘plasmodium’ di sini tidak sama dengan
plasmodium malaria seperti yang sudah Anda pelajari di depan. Plasmodium
merupakan masa protoplasma yang telanjang (tanpa dinding), ukuran dan
warnanya sangat beragam, dan dapat berubahubah bentuknya pada saat
merayap di atas permukaan substrat atau medium yang ditempatinya. Dalam
keadaan yang menguntungkan, misalnya tersedia makanan, maka plasmodium
dapat bergerak-gerak seperti Amoeba menyerbu makanannya tersebut sambil tumbuh, sehingga ukurannya semakin bertambah.
Apabila
keadaan tidak sesuai untuk pertumbuhan, misalnya kekeringan atau tidak
ada makanan, maka organisme ini menjadi tidak aktif dan akan berubah
sifatnya menjadi tubuh buah/tangkai-tangkai yang akan menghasilkan spora
seperti jamur. Spora tersebut akan tumbuh dan berkembang, kemudian
menjadi matang. Setelah matang, akan pecah dan akan menyebar dibantu
oleh angin. Jika jatuh di tempat yang cocok, maka akan berkecambah dan
membentuk sel-sel tunggal yang bergerak dengan flagela dan pseudopodia.
Selanjutnya, sel-sel itu berpasangan dan mulailah terjadinya pembentukan
plasmodium yang baru.
Apa
peranan jamur lendir bagi kehidupan? Sama halnya dengan jamur air,
beberapa jamur lendir jika hidup parasit pada tanaman akan menginfeksi
akar tanaman yang menyebabkan pembengkakan akar dan penyakit yang
dikenal dengan ‘bengkak akar’. Tanaman yang terserang jamur ini akarnya
akan membusuk dan lama kelamaan akan mati. Infeksi terjadi bila zoospore
menembus anak akar tanaman inangnya dan segera menjadi miksamoeba
(organisme amoeboid yang telanjang) yang tumbuh menjadi plasmodium.
Selanjutnya, plasmodium akan tumbuh sehingga ukurannya bertambah yang
mengakibatkan akar-akar tanaman inang membengkak. Saat infeksi itu
berlangsung, spora-spora pun ikut terbentuk dan akan menghuni sel-sel
tanaman inang sampai sel-sel itu menjadi busuk, kemudian spora-spora
dibebaskan dan siap menginfeksi bibit tanaman baru, seperti pada kubis
dan kentang yang dapat rusak sehingga menyebabkan tanaman menjadi kerdil
dan akhirnya akan mati sebelum waktunya. Misalnya, Phytium penyebab penyakit rebah semai yang merusak bibit tanaman.
sumber: http://auvicena.blogspot.com